Hari Santri Nasional


Hari Santri Nasional
Poster Hari Santri Nasional
Kebangkitan pemuda nasional terinspirasi ketika ada kegigihan para santri nusantara dalam melaksanakan pembelajarannya di Pesantren, sebagaimana yang disampaikan Dr. Soetomo selaku pendiri gerakan kebangkitan pemuda nasional (Budi Utomo) bahwasanya sebelum Pemerintahan Hindia Belanda membuka Sekolahnya, Pesantrenlah yang menjadi sumber pengetahuan dan sumber mata air ilmu bagi bangsa kita sepenuhnya. Berdasar penguatan dr. Soetomo atas kehadiran santri dan Pesantren maka tiada yang salah ketika Hari Santri Nasional diadakan. Baca juga tentang bisakah santri memosisikan pada ketegangan sesama saudara.

Kegigihan santri memang patut diapresiasi sebagai Hari Santri Nasional biarpun santri sendiri tidak begitu menghendakinya. Santri lebih senang ketika ilmu yang didapat di Pesantren bisa disalurkan kepada masyarakat. Pesantren yang menjadi sumber ilmu pengetahuan sebelum berdirinya sekolah Pemerintahan Hindia Belanda menandakan bahwa santri telah menjadi tolok ukur pemuda Nasional dalam menjaga keutuhan Bangsa sebagaimana gagasan dr. Soetomo yang menyatakan bahwa hari depan Bangsa dan Tanah Air ada di tangan para pemuda.

Hari Santri Nasional

Hal ini mengisyaratkan bahwa santri sebagai pemuda Nusantara berusaha menjaga keutuhan umat Islam tiada berputus asa. Biarpun jauh tempat dan berlama di negeri orang, para santri tetap gigih dalam menimba ilmu yang diharapkan. Dengan melihat kegigihan santri dalam menimba ilmu, bisakah kita melihat keinginan santri membuat perpecahan umat, santri menimba ilmu hanyalah mengharapkan ilmu didapatkan dari Pesantren bisa dikembangkan kepada masyarakat didaerahnya dan santri sendiri tidak menginginkan dirinya yang lebih baik namun santri ingin menjaga bagaimana keutuhan akhlak umat Islam didaerahnya bahkan Nusantara bisa terjaga dengan seutuhnya. Maka cukupkah peringatan Hari Santri Nasional diberikan kepada santri yang telah mengorbankan dirinya untuk umat.

Dalam menuntut ilmu yang ditempuh di Pesantren, santri telah mengorbankan semua hal yang dimilikinya. Dari tiada pernah ketemu orang tuanya dalam beberapa tahun bahkan untuk urusan makan selama menuntut ilmu santri berusaha membantu warga atau mengabdi kepada Kiyai yang diikutinya di Pesantren. Kesemuanya ini ditempuh santri hanya untuk mendapatkan keberkahan ilmu dari Guru yang telah mengajarkannya budi pekerti dan ilmu kepadanya. Cukupkah semangat santri dalam menuntut ilmu dan mengabdi di masyarakat hanya bisa diberi peringatan Hari Santri Nasional, namun kesemua ini hanya bisa disandarkan kepada penilaian masyarakat atas apa yang telah diberikan santri pada keutuhan umat Islam Nusantara. Tiada hal yang bisa santri harapkan dari Pemerintah dan umat hanya keutuhan dan kebersatuan umat dalam menjaga Bangsa menjadi lebih baik. Semoga Hari Santri Nasional bukanlah ajang peringatan saja, namun ada nilai lebih yang bisa diambil dari proses santri menuntut ilmu di Pesantren hingga mengabdikan dirinya di masyarakat umum.

(Balai Pena Surabaya)

0 Response to "Hari Santri Nasional "

Post a Comment